KOMSOS.PURBOWARDAYAN –
Saudara-saudariku yang dikasihi dan mengasihi Yesus. Pada bacaan ini, ada dua poin penting yang mau diangkat adalah peristiwa transfigurasi dan larangan Yesus. Mengapa hal ini penting? Karena peristiwa ini terjadi sebelum Yesus masuk kota Yerusalem dan mengalami penderitaan dan kematian serta akhirnya bangkit. Yesus tidak mau mereka hanya berhenti sebatas kekaguman saja tetapi bagaimana memaknai kekaguman itu dalam iman yang mereka jalani terlebih berhadapan dengan peristiwa salib Yesus. Saya merenungkan bahwa mungkin peristiwa transfigurasi ini sebagai bagian dari kekaguman yang melahirkan iman. Yesus ingin agar ketiga rasulNya yaitu Petrus, Yohanes, dan Yakobus punya pengalaman iman yang dalam agar pada waktunya, mereka mampu menguatkan iman para rasul lainnya terlebih ketika Yesus ditangkap, dibunuh, dan akhirnya wafat. Harapan Yesus, semoga iman para rasul tetap teguh. Karena dari mereka nantinya, dasar iman semakin berkembang di seluruh dunia agar semua orang percaya akan Tuhan Yesus dan diselamatkan. Kekaguman yang melahirkan iman ini, tidak hanya berhenti di gunung Tabor tetapi mereka harus turun dan menjalani peristiwa salib baik yang Yesus alami maupun nantinya ketika mereka menjadi saksi Kristuss.
Dalam bacaan ini, kita juga mendengar bahwa Yesuspun berpesan, jangan menceritakan kepada seorangpun, apa yang telah mereka lihat dan alami di gunung tabor, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Makna dari pesan Yesus adalah di satu sisi agar mereka tidak menghalangi peristiwa salib Yesus yang akan terjadi karena hanya dengan peristiwa salib, cinta Allah semakin lengkap dan dirasakan semua manusia agar semua manusia dapat diselamatkan. Di sisi lain, Yesus menghendaki agar semua orang memiliki pengalaman imannya tersendiri bukan berdasarkan kata orang atau ceritera orang dan ajakkan atau paksaan tetapi melalui pengalaman salib itulah, imannya akan Tuhan Yesus semakin bertumbuh dan berkembang sehingga ia dapat diselamatkan. Yesus berharap agar kita mampu mengagumi rencana Allah dalam hidup kita, bertahan dalam peristiwa salib kita dan mampu memaknainya demi pertumbuhan iman kita.
Dengan demikian jika kita setia di jalan salib hidup kita, kita akan bangkit bersama Tuhan. Semoga di masa pra paskah ini, kita semakin memaknai hidup kita dgn bertobat dan membaharui hidup kita agar kita diselamatkan.
Adapun pertanyaan refleksi untuk kita renungkan adalah: Apakah aku semakin memiliki iman yang mendalam kepada Tuhan terlebih berhadapan dengan pengalaman salib hidupku sendiri? Apakah aku semakin kagum kepada Allah sehingga mendorongku untuk semakin mencintaiNya? Dan apakah pada akhirnya hidup imanku dapat menumbuhkan iman sesama? Semoga belajar dari peristiwa transfigurasi ini, iman kita semakin diteguhkan dan jiwa kita dan sesama diselamatkan. Tuhan memberkati.
. Sr. M. Inosensia D. Bela, OP. (Komsos.Purbowardayan)