Renungan Minggu Prapaskah II

KOMSOS.PURBOWARDAYAN – DARI IMAN MENUJU KEMULIAAN

Saudara saudari yang terkasih saya memiliki sebuah cerita menarik. Ceritanya begini di sebuah desa, hiduplah seorang pemuda Bernama Yosua. Ia dikenal sebagai anak yang baik, tetapi mudah bangat ragu ketika menghadapi sebuah tantangan. Suatu hari, kakenya seorang petani tua bijaksana mengajaknya ke ladang. “kita akan menanam pohon ini” kata sang kakek sambil menyerahkan sebuah biji kecil. Yosua menatap biji itu dengan ragu. “Kakek, apa ini akan tumbuh? Tanah kita kering dan cuaca tidak menentu”. Sang kakek tersenyum. “Percayalah, meskipun kamu tidak melihat hasilnya sekarang, jika kamu merawatnya, pada waktunya pohon ini akan bertumbuh besar dan berbuah”. Dengan setengah hati, Yosua menanam biji itu. Hari demi hari berlalu, dan ia mulai kehilangan harapan. Tak ada tanda-tanda kehidupan dari tanah yang ia sirami itu setiap hari. Ia berpikir untuk menyerah, tetapi kakeknya selalu berkata, “Tunggu dan percayalah”. Suatu pagi, sesuatu terjadi. Matahari bersinar keemasan, dan Yosua melihat tunas kecil muncul dari tanah. Ia tak percaya! “Kakek, lihat! Ini tumbuh!” Seru Yosua dengan penuh sukacita. Kakeknya mengangguk. “Inilah iman, Nak. Seperti Abraham yang percaya pada janji Tuhan meski belum melihat hasilnya, kita juga harus percaya bahwa Tuhan sedang bekerja, bahkan saat kita tidak melihatnya”. Lalu, tahun demi tahun berlalu, pohon itu bertumbuh besar dan berbuah lebat. Namun, suatu hari badai besar melanda desa mereka. Yosua takut pohon itu akan tumbang. Ia lari ke ladang dan melihat pohon itu terguncang diterpa angin kencang. Tapi anehnya, pohon itu tetap berdiri tegak. Yosua bertanya kepada si kakek, bagaimana pohon ini bisa bertahan?” tanyanya heran. Sang kakek tersenyum dan berkata, “Karena akarnya sudah kuat”.

Saudara saudari yang terkasih pada hari minggu prapaskah yang kedua ini, kita diajak untuk melihat kembali pengalaman transfigurasi Yesus, peristiwa ini mengungkapkan kepada kita bahwa Yesus adalah anak Allah yang terpilih yang datang untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa. Dalam bacaan pertama yakni dari kitab kejadian, kita mendengarkan kisah tentang perjanjian Tuhan dengan Abram. Abram adalah nama Abraham sebelum diganti oleh Allah. Saudara saudari yang terkasih, kepercayaan yang dimiliki oleh Abraham diperhitungkan sebagai kebenaran yang menegaskan bahwa iman adalah dasar dari relasi kita dengan Tuhan. Tuhan berjanji untuk memberikan tanah kepada keturunanya kelak, yang melambangkan janji-Nya akan keselamatan yang diberikan kepada Umatnya-Nya, terwujud dalam pengorbanan Yesus Kristus yang mati di kayu salib. Perjanjian Allah dengan Abraham menunjukkan bahwa pemenuhan janji itu tidak bergantung pada kemampuan dan kekuatan manusia, melainkan pada kesetian Allah sendiri. Lalu dalam nyanyian mazmur yang kita dengarkan juga mengingatkan kita bahwa Tuhan adalah Terang dan keselamatan kita. Kita diajak untuk mencari wajah Tuhan, percaya bahwa Dia adalah pelindung, pengharapan, dan penolong yang setia bagi kita dalam kehidupan sehari hari. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi mengajarkan kita agar tidak menjadi musuh salib Kristus dengan lebih mencintai dunia daripada surga. Sebaliknya kita diajak untuk menjadi warga negara surgawi yang hidup dalam pengharapan akan kedatangan kristus yang akan mengubah hidup dan tubuh kita menjadi serupa dengan teladan Kristus.

Saudara saudari yang terkasih dalam Injil Lukas kita mendengarkan kemuliaan Yesus dalam peristiwa transfigurasi. Transfigurasi adalah perubahan rupa Yesus yang menampakkan kemuliaan-Nya di hadapan Petrus, Yohanes, dan Yakobus di atas gunung. Dalam peristiwa ini, Yesus bersinar, berbicara dengan Musa dan Elia, serta dikukuhkan oleh suara Allah Bapa. Peristiwa ini menunjukkan Yesus sebagai Anak Allah dan memberi harapan akan kemuliaan bagi mereka yang setia kepada-Nya. Petrus, yang ingin mendirikan kemah bagi Yesus, Musa dan Elia melambangkan kecenderungan manusia untuk tetap berada dalam zona nyaman. Namun, Yesus mengajak murid murid-Nya untuk turun gunung dan melanjutkan perjalan menuju salib yang menjadi simbol pengorbanan dan ketaatan pada kehendak Allah.

Saudara saudari yang terkasih bacaan bacaan hari ini mengajarkan kita untuk memiliki iman yang teguh seperti Abraham yang menjadiakan Tuhan sebagai satu satunya terang dan keselamatan dan tidak terjebak dalam kesenangan duniawi yang sementara ini. Melainkan dipanggil untuk mendengarkan Yesus dan siap menghadapi tantangan hidup dengan kenyakinan bahwa kemulian sejati yakni hidup yang kekal menanti di masa depan. Dalam setiap pergumulan, Tuhan tetap setia dan kita diajak untuk sabar menantikan pertolonga-Nya. Maka ada tiga pesan penting bagi kita sebagai umatnya dalam kehidupan sehari hari dari permenungan kita hari ini yaitu: Percayalah pada Tuhan dalam setiap situasi, tetap setia dalam kesulitan, dan dengarkan Yesus dalam hidup sehari-hari.  Renungan ini saya tutup dengan sebuah pantun:

Gunung tinggi puncaknya terang,

Dilihat indah dari kejauhan.

Meski hidup penuh rintangan,

Tetaplah setia, janji-Nya bertahan.

Semoga Tuhan Memberkati, Amen.

Renungan oleh : Fr. Adrian, OFMCap.(komsos.purbowardayan)

 

WhatsApp
Twitter
Facebook

Post a comment