Renungan Minggu Biasa ke IV

KOMSOS.PURBOWARDAYAN – 

Menari di lorong sepi,
Gapai mimpi tak bertepi,
Gundah hati digiling rapi,
Menepati janji ilahi.

Kerapuhan diri jadi saksi,
Yg suci ada di titian hari,
Mencintai tanpa batas lini,
Jiwa kembali d hati suci.

Jangan takut untuk menjadi kudus, karena kekudusan tidak membuatmu kurang manusiawi, karena kekudusan adalah “perjumpaan antara kelemahanmu dan kekuatan rahmat Allah”

Seperti yang di sampaikan dalam seruan apostolik Bapa Suci Fransiskus tentang kekudusan (Gaudete et exultate) Maka setiap orang sejatinya dipanggil untuk menjadi kudus, jalan kekudusan sangat berbeda-beda ada yg dipanggil sebagai biarawan biarawati dan imam atau dipanggil untuk hidup berkeluarga maupun selibater awam. Semua bentuk jalan kekudusan di awali dengan pembabtisan yg secara definitif dimasukkan sebagai anak-anak Allah atau anak terang.

Namun dalam pertumbuhannya setiap orang diberi kebebasan mengembangkan kekudusannya masing-masing. Kanak-kanak Yesus sebagai anak laki-laki sulung sesuai hukum Taurat juga dibawa oleh Yusuf dan Maria diserahkan kepada Tuhan untuk dikuduskan,
Dan disambut oleh Simeon yg tidak akan mati sebelum melihat Mesias berkata:

“Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yg dari pada-Mu, yaitu terang yg menjadi pernyataan bagi bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, israel”.

Hidup yg dikuduskan adalah hidup yg dikhususkan atau hidup yg selalu diletakkan dalam konteks hubungan dengan Tuhan. Hidup yg demikian memberikan iklim kehidupan yg memungkinkan untuk mudah melihat segala sesuatu dalam terang Tuhan. Seperti Simeon ketika kanak-kanak Yesus dipersembahkan oleh orang tua-Nya, ia mampu melihat bahwa Dialah Mesias, yg tentu tidak bisa dilihat oleh orang lain yg tidak memiliki ketajaman mata ilahi. Dengan babtisan kitapun juga sudah dikuduskan dan diberi bekal untuk mampu melihat terang yg datang.

Renungan oleh : Sr. Albertine, OP.(komsos.purbowardayan)

 

WhatsApp
Twitter
Facebook

Post a comment