KOMSOS.PURBOWARDAYAN – Pernahkah kita merasa bahagia. Entah itu karena mendapat juara dalam lomba tertentu, mendapatkan pekerjaan baru atau kenaikan pangkat dan gaji, anak-anak di terima di sekolah atau universitas yang diinginkan, atau mendapatkan hadiah dari orang yang kita cintai, dan masih banyak hal yang membuat kita merasa berbahagia. Kebahagiaan bukan hanya karena hal besar dan mahal yang bisa kita peroleh, tetapi melalui hal-hal kecil tetapi penuh makna pasti akan membuat kita merasa bahagia. Kebahagiaan bisa hadir pada kesederhanaan pada kebersahajaan. Kebahagiaan itu memang adanya di hati, di dalam kalbu setiap insan manusia. Kebahagiaan, tak berada jauh dari kita, asalkan kita mau menjumpainya. Asalkan kita mau mensyukuri apa yang kita punyai, dan apa yang kita miliki. Orang-orang yang ada di dekat kita, kerabat, sanak keluarga, dan siapa saja yang kita jumpai.
Kebahagiaan ini jugalah yang dirasakan oleh Elisabet yang dikunjungi oleh saudarinya Bunda Maria. Injil Lukas pada hari Minggu ini menampilkan sukacita besar yang dialami oleh Santa Elisabet dan putranya, Santo Yohanes yang masih dalam kandungan, karena kedatangan Bunda Maria. Ketika Maria memasuki rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet, bayi dalam rahim Elisabet melonjak kegirangan. Elisabet, dipenuhi Roh Kudus, memuji Maria dan menyatakan bahwa dia diberkati di antara wanita dan diberkati pula buah rahimnya. Maria kemudian mengungkapkan pujiannya kepada Tuhan melalui Nyanyian Maria, juga dikenal sebagai Magnificat. Dalam nyanyian pujiannya, Maria memuliakan Tuhan karena perbuatan-Nya yang besar dan belas kasih-Nya kepada orang yang takut akan Dia. Maria tinggal bersama Elisabet sekitar tiga bulan sebelum kembali ke rumahnya.
Pada hari Minggu ini, kita merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga. Maria memberi teladan kepada setiap pengikut Kristus, Putera-Nya bahwa adalah kegembiraan besar membawa Kristus dalam diri kita. Dalam nyanyian pujian Maria ada satu kalimat yang cukup menarik dalam bahasa latin “Beatam me dicent omnes generationes” yang berarti “Segala keturunan akan menyebut aku bahagia”. Maria menyadari bahwa kebagiaan yang ia rasakan itu adalah berkat dari Yang Mahakuasa. Bunda Maria sadar bahwa segala yang ia terima berasala dari Allah. Karena kebahagiaan itu itu bukanlah untuk dirinya sendiri, Bunda Maria membagikan kebahagiaan itu kepada orang lain. Ia membagikan kebahagiaannya itu kepada Elisabet saudarinya.
Suasana sukacita teramat besar sangat terasa melalui pujian Elisabet. Kedua wanita kudus tersebut bersukacita karena Tuhan mengerjakan karya agung dalam hidup mereka dan karena iman mereka pada kasih setia Allah. Kasih Tuhan yang disambut dengan iman sepenuh hati melahirkan sukacita dan kebahagiaan sejati. Melaui pujian Maria ini, Tuhan juga memanggil kita juga untuk mengalami sukacita yang sama. Tuhan merindukan kita menanggapi kasih-Nya dengan iman dan sepenuh hati seperti Bunda Maria dan Santa Elisabet. Semoga dari hari ke hari kita semakin dikuatkan dalam iman dan dalam kehidupan kita bersama dengan oran lain, kita menjadi saksi akan kasih Allah yang membawa sukacita bagi orang lain.
Renungan oleh : Fr. Zeth Paerunan.(Komsos.purbowardayan)