Renungan Minggu Biasa XXVI

KOMSOS.PURBOWARDAYAN – Tinggalkanlah Penghalangmu Kepada Tuhan

Bapak ibu dan saudara saudari yang terkasih dalam Kristus.

Injil hari ini berkisah mnegenai tanggapan Yesus akan tindakan para murid yang menghentikan seseorang yang bukan dari pengikut Yesus menggunakan nama Yesus untuk mengusir setan. Para murid merasa apa yang mereka lakukan adalah hal yang benar. Mereka beranggapan bahwa apa yang dilakukan orang itu telah melecehkan Yesus.  Akan tetapi, Yesus memberikan tanggapan yang berbeda dengan harapan para murid . Yesus meminta mereka untuk jangan mencegahnya. “Jangan kamu cegah dia!”  Yesus beranggapan bahwa apa yang dilakukan orang tersebut sudahlah benar. Dilanjutkan dengan nasihat-nasihat Yesus.

Salah satu nasihat yang menarik bagi saya pada bagian ini, “Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan. Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka. “

Secara sekilah kata-kata yang diugkapkan oleh Yesus terkesan sangatlah kejam. Seolah-olah, orang perlu mengamputasi anggota tubuhnya yang menyesatkan barulah ia dapat masuk Surga. Hal ini menjadi pertanyaan bagi kita. Benarkah demikian? Saya rasa tidak benar bahwa Yesus meminta kita untuk mengamputasi anggota tubuh kita. Hal ini bertentangan dengan Allah sendiri. Bahwa Allah menciptakan segala sesuatu baik adanya. Kata-kata Yesus untuk mengajari hal-hal apa saja menjadi penghalang kita kepada Allah. Salah satu penghalang sederhana yang menghalangi kita untuk masuk surga adalah kebiasaan buruk. Setiap dari kita memiliki sifaat-sifat buruk yang berbeda-beda seperti malas, emosian, sombong  dan lain-lain. Kerapkali membangun kebiasaan buruk yang menjauhkan kita pada Tuhan. Salah satu hal yang sederhana adalah rasa malas. Orang malas untuk berdoa dan memilih menyibukkan diri dengan bermain game, tidur, dan lain-lain. Orang yang memilih tidak datang ibadat harian karena tidak ada misa.

Oleh karena itu, kita diajak untuk menyadari apa yang menjadi penghalang-penghalang kita kepada Tuhan. Ketika kita sudah menyadari penghalang-penghalang dalam diri, kita diajak untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk dan membangun habitus baru yang mendekatkan diri kepada Tuhan. Minimal kita diajak untuk menyediakan waktu kepada Tuhan. Kita perlu membangun semangat tobat dalam diri kita dan kerendahan hati. Rahmat Tuhan yang kita terima memberikan daya ubah dalam diri kita. Kita diharapkan dapat menjadi orang beriman yang sejati di hadapan Tuhan.

Renungan oleh  : Frater Daniel Putra Aditama.(komsos.purbowardayan)

WhatsApp
Twitter
Facebook

Post a comment