KOMSOS.PURBOWARDAYAN – Dalam hidup, kita semua tentu pernah mengalami konflik dan masalah hidup. Dan terkadang, konflik atau masalah itu terasa seperti badai yang menghantam, membuat hati terasa berat dan pikiran terombang-ambing. Dalam menghadapi masalah, kita dihadapkan pada pilihan: menarik diri ke belakang atau melangkah maju. Berani menghadapi masalah bukanlah tanda kelemahan, melainkan perwujudan dari keberanian yang melibatkan kesediaan untuk berjuang, belajar, dan tumbuh. Kita seperti sedang menempa diri menjadi lebih kuat dan tangguh.
Dalam injil hari inipun kita bisa melihat bahwa Yesus menghadapi perlawanan sengit dari seorang yang kerasukan setan. Menghadapi situasi semacam itu, Yesus dapat mengambil sikap yang tepat. Yesus justru membantu orang tersebut dengan membebaskannya dari kuasa setan yang merasukinya itu. Yesus berkata, “Diam, keluarlah dari padanya!” Dan setan itu pun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari orang itu. Alih-alih melawan orang yang menunjukkan sikap bermusuhan atau melarikan diri darinya, Yesus justru membantunya lepas dari masalah, sekaligus memenuhi kebutuhannya.
Tindakan Yesus menjadi contoh bagaimana solusi yang harus dicari dan ditemukan saat berhadapan dengan konflik. Kita tidak boleh lari dari konflik. Kita mendapat ajakan untuk menghadapinya dengan tenang. Yesus mengajak kita untuk ikut bersama-Nya menciptakan suasana damai, terutama di tengah aneka macam konflik yang terjadi di sekitar kita. Pada akhirnya kita mesti sadar bahwa konflik yang kita jumpai dan masalah yang kita miliki bukanlah akhir dari segalanya, melainkan bagian dari perjalanan hidup yang tidak bisa kita hindari. Melalui proses ini, kita mungkin menemukan bahwa masalah yang dihadapi hari ini adalah batu loncatan menuju versi diri yang lebih baik besok. Dengan menghadapi masalah, kita tidak hanya memperkaya pengalaman hidup, tetapi juga membuktikan bahwa keberanian adalah kunci untuk membuka pintu-pintu baru menuju kehidupan yang lebih bermakna. (Komsos.Purbowardayan)