Antara Harta dan Surga

KOMSOS.PURBOWARDAYAN – Saudara dan pasangan yang terkasih, adakah dari Anda saat ini yang sedang bekerja keras guna memenuhi kehidupan sehari-hari dan menafkahi keluarga?

Dalam menjalani hidup tentu saja kita membutuhkan uang untuk mencukupi kebutuhan kita.

Salah satu cara untuk mendapatkan uang dan memenuhi kebutuhan serta menghidupi keluarga kita adalah dengan bekerja.

Namun sayangnya banyak orang
justru terlena untuk terus mengeruk harta benda dan lupa akan Tuhan.

Hal ini berpotensi membuat Gereja merasaa prihatin dan sedih.

Sebab banyak diantara umatnya yang jarang aktif di Gereja karena terlalu sibuk bekerja dan mencari harta duniawi.

Sementara itu, Gereja tidak mengharuskan kita untuk mengeluarkan sebagian dari pundi-pundi harta kita ketika kita ingin melompat bersama Tuhan.

Kita semua tahu bahwa hidup itu membutuhkan uang namun hidup tak segalanya tentang uang.

Kita juga membutuhkan asupan rohani yang salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan pergi ke Gereja.

Namun, banyak orang yang lebih mementingkan pergi bekerja dibandingkan pergi ke Gereja.

Hal yang lebih parah adalah banyak dari orang beramai-ramai memuaskan diri dengan hal-hal duniawi dan melupakan Tuhan.

Hal ini dapat menimbulkan krisis iman bagi umat katolik, sehingga membuat umat-umat tersebut imannya mudah goyah.

Contohnya seperti mudah tergiur untuk pindah agama dan menjadi ateis praktis karena tidak memiliki hubungan intim dengan Tuhan.

Salah seorang imam katolik membangunkan kita untuk mau meluangkan waktu bagi Tuhan
dengan pergi ke Gereja dan rela meninggalkan kesibukan kita sejenak.

Kita harus belajar dari seekor unta yang rela menanggalkan mengambil barang dan harta bawaannya agar bisa masuk melalui pintu lubang jarum.

Dalam Markus 10:17-30, Yesus memberi perumamaan tentang seorang kaya yang sukar masuk ke dalam kerajaan Allah.

Menurut Yesus, lebih mudah bagi seekor yang tidak masuk lubang jarum daripada orang kaya masuk ke dalam kerajaan Allah.

Perkataan ini sepertinya bisa menampar kita yang terlalu sibuk dengan urusan duniawi ketimbang menyempatkan diri untuk berdoa dan bersyukur kepada Tuhan.

Kita juga harus meninggalkan sejenak pekerjaan, hobi, acara televisi, dan gadget untuk melompat bersama Tuhan.

Umat ​​seringkali lupa bahwa bukan Tuhan yang membutuhkan kita namun kitalah yang
membutuhkan Tuhan.

Untuk itu saudara, saudaraku yang terkasih bukan hanya harta yang harus kita kejar, namun juga hubungan dengan Tuhan harus kita bangun. Perlu bagi kita untuk memiliki pandangan bahwa Tuhanlah yang memberi kita segala harta yang kita kejar-kejar itu (Sr. Oktaviana/Novis I SDP).

WhatsApp
Twitter
Facebook

Post a comment