Renungan Minggu Biasa XXXI

KOMSOS.PURBOWARDAYAN – Saudari dan saudara yang terkasih dalam Kristus, semoga damai dan kebaikan Tuhan
senantiasa menyertai kita semua. Hari ini kita merayakan Minggu Biasa XXXI dalam kalender
liturgi Gereja Katolik. Bacaan-bacaan yang kita dengarkan hari ini hendak menggarisbawahi salah
satu dasar dari iman Kristiani, yaitu kasih kepada Tuhan dan sesama.
Bacaan Injil hari ini memperlihatkan kepada kita perbincangan Yesus dengan seorang ahli
Taurat Yahudi. Ahli Taurat tersebut hendak menguji Yesus dengan mengajukan pertanyaan
tentang hukum yang utama dalam Taurat Yahudi. Pertanyaan yang diajukan tersebut bukannya
tanpa sebab. Terdapat 613 kategori hukum dalam Taurat Yahudi, yang terbagi menjadi 365
larangan dan 248 perintah. Karena itu, tampaknya Ahli Taurat itu ingin mengetahui sejauh mana
pemahaman Yesus akan adat istiadat dan tradisi keagamaan Yahudi. Yesus menjawab pertanyaan
ahli Taurat itu dengan mengutip perkataan Musa sebagaimana yang kita dengar dalam bacaan
pertama, yakni “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu
dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu” (Ul. 6:4-5). Melalui jawaban
ini, Yesus hendak menegaskan bahwa kita pertama-tama dituntut untuk mengasihi Allah dengan
komitmen penuh. Komitmen ini terwujud dalam tindakan mengasihi Allah dengan sepenuh hati,
jiwa, akal budi dan kekuatan kita.
Menarik bahwa Yesus kemudian menambahkan hukum yang kedua, yakni mengasihi
sesama. Hukum ini sesungguhnya termuat juga dalam kitab Imamat (Im. 19:18). Dalam hukum
kedua ini, Yesus ingin mengatakan bahwa kasih kepada Allah harus juga diwujudkan dengan
mengasihi sesama manusia. Manusia diciptakan Allah seturut citra-Nya. Dalam arti ini, manusia
merupakan gambaran Allah di dunia ini. Oleh karena itu, hukum untuk mengasihi sesama manusia
sama bobotnya dengan hukum mengasihi Allah. Menurut Yesus, kedua hukum inilah yang paling
utama sekaligus juga merangkum seluruh hukum dalam Taurat.
Lantas, mengapa Yesus mengatakan bahwa hukum kasih adalah hal yang utama?
Jawabannya, karena Allah sendiri adalah Kasih. Allah adalah sumber kasih yang mengalirkan
kasih-Nya kepada manusia melalui Yesus, Putra-Nya. Sebagai tanggapan atas kasih Allah,
manusia memiliki kewajiban untuk mengasihi Allah serta mengasihi sesamanya. Konsep kasih ini
adalah konsep kasih yang relasional. Kasih itu tidak bersifat eksklusif. Oleh karena itu, kita diajak
untuk membagikan kasih Allah kepada sesama kita dengan sikap saling mengasihi satu sama lain.
Hal ini dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari kita dengan memperhatikan sesama kita
yang sedang berkesusahan, ataupun memberi bantuan kepada mereka yang miskin dan
terpinggirkan di tengah-tengah masyarakat. Sehingga, kita dapat semakin mewujudnyatakan kasih
Allah di tengah-tengah dunia saat ini.

Renungan oleh : Sr. Ariani, CB.(komsos.purbowardayan)

WhatsApp
Twitter
Facebook

Post a comment